Rabu, 04 November 2015

MAGNOLIOPHYTA (SUBCLASSIS CARYOPHYLLIDAE & SUBCLASSIS DILLENIDAE)



LAPORAN PRAKTIKUM III
BOTANI PHANEROGAMAE

MAGNOLIOPHYTA
(SUBCLASSIS CARYOPHYLLIDAE & SUBCLASSIS DILLENIDAE)
Selasa, 15 April 2014

Dosen Pengampu : Asep Mulyani M.Pd
Asisten : 1. Ali Nurdin
2. Rini Sulastri

Disusun oleh :
DESI WINARSIH (14121610672)
BIOLOGI A / IV
PUSAT LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014

PRAKTIKUM III
MAGNOLIOPHYTA
(SUBCLASSIS CARYOPHYLLIDAE & SUBCLASSIS DILLENIDAE)
A.    Tujuan
1.      Untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta, khususnya Subclassis Caryophyllidae dan Subclassis Dillenidae.
2.      Untuk menemukan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Family-family yang ada dalam Subclassis Caryophyllidae dan Subclassis Dillenidae.
B.     Dasar teori
Caryophyllidae mempunyai karakteristik bunga dengan perianthium yang jelas, biseksual, polypetal, atau sering apetal dan sympetal. Stamen bersebrangan dengan lobus corolla, ovul bitegmic, ovul jarang dengan tapetum, carpel satu. Stamen tersusun sentrifugal jarang sentripetal, plasenta beragam, parietal sentral, corolla sympetal. Habitusnya herba atau pohon (Mulyani, 2014 : 115).
Adapun Famili yang dibahas ada 4, (Kimball. 1999) yaitu :
1.      Portulacaceae
Habitus umumnya semak sampai herba. Batang bulat, beruas, atau tidak beruas warna hijau atau merah kecoklatan. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal tumpul, tepi rata, berdaging, duduk daun tersebar, warnanya hijau. Bunga umunya majemuk, terletak di ujung cabang, bunganya kecil, kelopak hijau, dan umunya bertaju dan bersayap, mahkota bentuk jantung, kepala putik tiga sampai dengan lima, warnanya bunga putih, kuning, merah muda. Contohnya adalah Talinum paniculatum (Ginseng).
2.      Cactaceae
Habitus berupa herba, dengan pola percabagan simpodial. Batang sukulen, Daunnya merupakan daun tunggal, dengan pola letak daun berkarang, namun belum memiliki pola pertulangan daun, daunnya tereduksi menjadi bentuk duri. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biseksual, dimana alat perkembang biakan jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon. Bunganya merupakan bunga tunggal, dan termasuk bunga perigonium, dan simetri bunga akctinomorph. Contohnya: Opuntia vulgaris (Kaktus)
3.      Amaranthaceae
Habitusnya berupa herba. Daunnya merupakan daun tunggal, dengan letaknya tersebar atau berhadapan. Bunganya tidak begitu menarik, bunganya kecil, tungal, sering diliputi oleh braktea, atau brakteola.  Bunganya memiliki simetri aktinomorf. Anggota famili ini misalnya Celosia argentea (Jawer Ayam), Amaranthus sp. (bayam liar).
4.      Nyctaginaceae
Herba atau tumbuhan berkayu, daun berhadapan atau tersebar, tanpa daun penumpu, tunggal tanpa lekuk. Bunga bersiri sendiri atau tidak, dengan tenda bunga, beraturan, berkelamin 1 atau 2, pada pangkalnya terdapat daun pelindung hijau atau berwarna, yang kadang-kadang membentuk kelopak semu. Tenda bunga bersatu hijau atau berwarna. Contohnya adalah Mirabilis jalapa (Bunga Pukul Empat), Bougainvillea spectabilis (bunga kertas).

Dillenidae mempunyai karakteristik benang sari sentrifugal, serbuk sari binukleat, plasentasi aksilar, sentral, atau parietal, ovul beragam, habitus pohon atau herba, biji jarang dengan perisperm.
Adapun famili yang dibahas ada 3 famili, (Kimball. 1999) yaitu:
1.      Malvaceae
Berhabitus herba, perdu dan pohon, umumnya mempunyai rambut-rambut berbentuk bintang, sisik atatu bentuk yang lain, daun tunggal dengan urat daun palmatus, letaknya tersebar, umumnya ada stipula, bunga tunggal atau dalam perbungaan simosa, biseksual. Contohnya adalah Hibiscus rosasinensis (Kembang Sepatu), Malvaviscus arboreus (kembang wera)

2.      Caricaceae
Berhabitus pohon kecil atau perdu yang berkayu lunak, jarang bercabang, daun terkumpul di ujung batang, letaknya satu sama lain tersebar, tunggal palmatilobus sampai majemuk palamatus, urat daun palmatus, stipula kalau ada berupa duri, bunga tunggal atau dalam perbungaan simosa, aktinomorf, uniseksual atau biseksual. Contoh tumbuhannya adalah Carica papaya (Pepaya).
3.      Cucurbitaceae
Berhabitus basah atau tumbuhan berkayu lunak, umumnya memanjat dengan sulur berbentuk spiral, daun tunggal palmatilobus atau majemuk palmatus, letaknya tersebar, urat daun palmatus, sering terdapat kelenjar nektar, tidak ada stipula, bunga tunggal atau dalam perbungaan racemosa keluar dari ketiak daun, umumnya uniseksual simetri bunga aktinomorf. Contohnya Momordica charantia (Pare).
C.     Alat dan bahan
1.      Alat
-          Lup
-          Silet atau cutter
2.      Bahan
-          Famili Nyctaginaceae : Bougainvillea spectabilis (bunga kertas), Mirabilis jalapa (bunga pukul empat)
-          Famili Cactaceae : Opuntia vulgaris,
-          Famili Amaranthaceae : Celosia argentea (jawer ayam), Amaranthus sp (bayam liar)
-          Famili Portulacaceae : Talinum paniculatum (gingseng)
-          Famili Malvaceae : Hibiscus rosa-sinensis L. (bunga sepatu), Malvaviscus arboreus (kembang wera)
-          Famili Caricaceae : Carica papaya (papaya)
-          Famili Cucurbitaceae : Sechium edule (labu siam), Momordica charantia (pare)
-          Famili Brassicaceae : Brassica chinensis (petsai), Raphanus satipus (lobak)
D.    Prosedur kerja
1.      Diamati spesimen tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola percabangan.
2.      Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya.
3.      Diamati dan dibandingkan bunganya, yaitu: komposisi, jenis karangan bunga, dan simetri bunganya.
4.      Diamati perhiasan dan alat kelamin bunga, yaitu: Corolla, Calyx, Perignium, Stamen dan Pistilum.
5.      Digambar bagian-bagian tumbuhan, yaitu: percabangan tumbuhan, penampang memanjang bunga serta braktea, stamen dan pistilum, serta diberi nama bagian-bagian tumbuhan tersebut.














E.     HASIL PENGAMATAN






























F.      Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang Magnoliaphyta (Subclassis Caryophyllidae dan Subclassis Dillenidae) dengan tujuan untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta, khususnya Subclassis Caryophyllidae dan Subclassis Dillenidae, dan untuk menemukan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Famili-famili yang ada dalam Subclassis Caryophyllidae dan Subclassis Dillenidae. Bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum ini, yaitu Bougainvillea spectabilis (bunga kertas), Mirabilis jalapa (bunga pukul empat), Opuntia vulgaris (kaktus), Celosia argentea (jawer ayam), Amaranthus sp. (bayam liar), Talinum paniculatum (gingseng), Hibiscus rosa-sinensis L. (bunga sepatu), Malvaviscus arboreus (kembang wera), Carica papaya (papaya), Sechium edule (labu siam), Momordica charantia (pare), Brassica chinensis (petsai), dan Raphanus satipus (lobak). Berikut ini pembahasan tentang praktikum yang telah dilakukan.

Bougainvillea spectabilis
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Subkelas : Caryophyllidae
Ordo       : Caryophyllales
Family     : Nyctaginaceae
Genus     : Bougainvillea
Spesies    : Bougainvillea spectabilis
Berdasarkan hasil pengamatan, habitus tumbuhan ini pohon (tumbuhan berkayu), memiliki pola percabangan simpodial. Tumbuhan Bougainvillea spectabilis memiliki batang yang berduri berbentuk kait sehingga memudahkan pohon ini untuk memenjat. Jenis daunnya tunggal dan letaknya tersebar dengan tipe pertulangan daun branchinodromous, dengan daun penumpu yang menarik, yaitu warna merah lembayung, jingga, merah tua atau putih. Tangkai daun dan karangan bunga sering berambut halus berwarna jingga.
Bunga pada Bougainvillea spectabilis merupakan bunga majemuk dengan perbungaan yang dimiliki Bougainvillea spectabilis adalah resimosa, dan di lindungi oleh daun pelindung (bractea), yang seringkali berukuran besar, yang menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar. Hiasan bunga tunggal, kebanyakan menyerupai mahkota, kadang-kadang kecil sekali, Mahkota bunga menyerupai kertas dan bersifat tahan lama (everlasting), berlekatan satu sama lain, diluarnya sering terdapat daun-daun pembalut yang menyerupai kelopak. Kelopak bunga berwarna putih, berbentuk tabung kecil. Calix atau korolanya perigonium dengan stamennya pada bagian dasar bersatu serta memiliki pistilum stigma bersatu. Ovariumnya superum dengan simetri bunga aktinomorf. Kelamin tumbuhannya berupa dieseous yaitu benang sari dan putiknya berbeda pohon. Pelekatan karpelnya sinkarp.
Penyerbukan secara entomogami atau kleistogami. Distribusi tumbuhan Bougainvillea spectabilis adalah monocieus kelamin jantan dan betina berada dalam 1 pohon. Bougainvillea spectabilis disebut tanaman bunga kertas karena bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri-ciri seperti kertas.  Jadi jelas ternyata yang berwarna itu bukanlah bunga, itu merupakan spata atau seludang. Seludang  bunga Bougainvillea spectabilis kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga kecil yang terlindung oleh seludang, dan spata menjadi bagian tambahan yang jarang dimiliki tumbuhan lain.
Bougainvillea spectabilis bermanfaat sebagai tanaman hias. Tetapi ada manfaat lain di bidang obat-obatan dan kimiawi. Penelitian tentang formulasi sediaan pewarna bibir (lipstick) dengan zat warna bunga Bougainvillea spectabilis telah pula dilakukan oleh seorang peneliti (Anonim, 2013).

Spesimen yang diamati setelah Bougainvillea spectabilis ialah Mirabilis jalapa atau biasa dikenal dengan nama lokal bunga pukul empat. Mirabilis jalapa tergolong ke dalam ordo Caryophyllales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Mirabilis jalapa
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Subkelas  : Caryophyllidae
Ordo       : Caryophyllales
Family     : Nyctaginaceae
Genus      : Mirabilis
Spesies    : Mirabilis jalapa
Berdasarkan hasil pengamatan, habitus tumbuhan ini semak, memiliki pola percabangan simpodial. Tumbuhan Mirabilis jalapa memiliki batang yang tegak, bulat, permukan licin, pada buku tumbuh daun dan cabang, putih. Jenis daunnya tunggal dan letaknya berhadapan, dengan tipe pertulangan daun branchinodromous, dengan daun penumpu yang menarik. Tangkai daun dan karangan bunga sering berambut halus berwarna jingga.
Perbungaan majemuk dengan bentuk bunga seperti terompet yang terletak di ujung batang, pipih, merah, tangkai sari melengkung ke dalam. Jenis kelaminnya biseksual calyx atau corolla perigonium, stamen atau benang sarinya lepas, pistilum atau karpelnya stigma bersatu dengan ovarium inverum, simentri bunga aktinomorf, kelamin tumbuhan monoceus, perlekatan karpel sinkarp.

Spesimen yang diamati setelah Mirabilis jalapa ialah Opuntia vulgaris atau biasa dikenal dengan nama lokal kaktus. Opuntia vulgaris tergolong ke dalam ordo Caryophyllales, berikut ini merupakan klasifikasinya:



Opuntia vulgaris
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Subkelas  : Caryophylidae
Ordo       : Caryophyllales
Family     : Cactaceae
Genus      : Opuntia
Spesies    : Opuntia vulgaris
Berdasarkan hasil pengamatan, tumbuhan ini habitusnya adalah herba dengan pola percabangan simpodial. Batang tebal berdaging (dengan jaringan air) dengan bentuk yang beraneka ragam, bulat, bersegi, silinder, seperti pilar, Opuntia vulgaris kebanyakan xerofita atau kadang-kadang epifita, tanpa daun-daun. Daun Opuntia vulgaris termasuk daun tunggal dengan letak daun roset, dengan pola pertulangan daun aktinodromous. Daun-daun telah tereduksi menjadi duri-duri, jarang sekali terdapat daun-daun yang normal, di dalam ketiaknya, seringkali terdapat berkas rambut-rambut (Tjitrosoepomo, 2010 : 144).
Perbungannya tunggal dengan jenis kelamin biseksual. Hiasan bunga terdiri atas sejumlah besar daun-daun hiasan bunga yang biasanya sukar dibedakan yang mana kelopak dan yang mana mahkotanya, dibagian bawah seringkali berlekatan menjadi suatu buluh. Calix dan stamennya lepas serta pistilumnya stigma bercabang. Ovariumnya inferum dengan simetri bunga aktinomorf. Opuntia vulgaris merupakan tumbuhan berumah dua (dioucieous) dengan sumbu bunga yang panjang berbentuk buluh, dimana alat kelaminya terpisah antara jantan dan betina. Pelekatan karpelnya apokarp.
Opuntia vulgaris dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan vitalitas tubuh, sebagai bahan makanan, mulai sup, selai, hingga keju dan sebagai sumber air minum yang jernih (Anonim, 2013).

Spesimen yang diamat setelah Opuntia vulgaris ialah Celosia argentea atau biasa dikenal dengan nama lokal jawer ayam. Celosia argentea tergolong ke dalam ordo Caryophyllales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Celosia argentea
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
 Kelas      : Magnoliopsida
Subkelas  : Caryophyllidae
Ordo       : Caryophyllales
Family     : Amaranthaceae
Genus      : Celosia
Spesies    : Celosia argentea
Berdasarkan hasil pengamatan, Celosia argentea termasuk spesies dari family Amaranthaceae. Celosia argentea habitusnya adalah perdu (terna) dengan pola percabangan simpodial. Tumbuhan basah yang berumur pendek karena batangnya mudah patah. Penampang batang  berbentuk segi empat.
Daun kadang-kadang bersifat sukulen, daunnya termasuk daun tunggal dengan letak daun tersebar, dengan pola pertulangan daun aktinodromous, tanpa daun penumpu.
Perbungaannya majemuk yang berbentuk untaian bunga bersusun, bunganya muncul pada pucuk tangkai batang dengan jenis kelamin biseksual. Calixnya bersatu dengan stamen pada bagian dasar bersatu dan pistilumnya berada di dinding ovarium terpisah dengan tipe ovarium superum. Tumbuhan ini memiliki simetri bunga aktinomorf dengan kelamin bungannya dioseus, dimana alat kelaminya terpisah antara jantan dan betina. Benang sari pada pangkalnya seringkali berlekatan menjadi buluh, seringkali di antaranya terdapat pseudostaminodium yang bersifat petaloid. Pelekatan karpelnya sinkarp. (Tjitrosoepomo, 2010 : 132-133).
Celosia argentea dapat digunakan untuk anti radang karena rasanya yang manis dan menyejukkan, menghentikan keputihan, menerangkan pengelihatan, dan menghentikan perdarahan, seperti pada batuk darah, muntah darah, mimisan, dan wasir berdarah (Anonim, 2013).

Spesimen yang diamat setelah  Celosia argentea ialah Amaranthus sp. atau biasa dikenal dengan nama lokal bayam liar. Amaranthus sp. tergolong ke dalam ordo Caryophyllales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Amaranthus sp.
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Subkelas  : Caryophyllidae
Ordo       : Caryophyllales
Family     : Amaranthaceae
Genus      : Amaranthus
Spesies    : Amaranthus sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, Amaranthus sp. termasuk spesies dari family Amaranthaceae.  Amaranthus sp. habitusnya adalah perdu (terna) basah dengan pola percabangan simpodial. Batang utama tegak dengan beberapa cabang lateral membentuk semak dalam pertumbuhannya. Tumbuhan basah yang berumur pendek karena batangnya mudah patah. Penampang batang  berbentuk segi empat. Amaranthus sp. memiliki cabang lateral lebih pendek. Batang terutama hijau muda atau kemerahan.
Daun kadang-kadang bersifat sukulen, daunnya termasuk daun tunggal dengan letak daun tersebar, dengan pola pertulangan daun aktinodromous, tanpa daun penumpu. Ciri khusus dari tumbuhan Amaranthus sp. adalah daun berbentuk menyerupai belah ketupat dan berwarna hijau.
Perbungaannya majemuk yang berbentuk untaian bunga bersusun, bunganya muncul pada pucuk tangkai batang dengan jenis kelamin biseksual. Calixnya bersatu dengan stamen pada bagian dasar bersatu dan pistilumnya berada di dinding ovarium terpisah dengan tipe ovarium superum. Tumbuhan ini memiliki simetri bunga aktinomorf dengan kelamin bungannya dioseus, dimana alat kelaminya terpisah antara jantan dan betina. Benang sari pada pangkalnya seringkali berlekatan menjadi buluh, seringkali di antaranya terdapat pseudostaminodium yang bersifat petaloid. Pelekatan karpelnya sinkarp. (Tjitrosoepomo, 2010 : 132-133).
Manfaat dari Amaranthus sp. adalah dapat mengobati kencing nanah, kencing tidak lancer, bronchitis, eksim, bisul, demam, menambah produksi ASI, dan menambah darah (Anonim, 2013).

Spesimen yang diamat setelah Amaranthus sp. ialah Talinum paniculatum atau biasa dikenal dengan nama lokal ginseng. Talinum paniculatum tergolong ke dalam ordo Caryophyllales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Talinum paniculatum
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi       : Magnoliophyta
 Kelas       : Magnoliopsida
Subkelas  : Caryophyllidae
Ordo        : Caryophyllales
Family      : Portulacaceae
Genus      : Talinum
Spesies     : Talinum paniculatum
Habitus tumbuhan ini perdu dengan pola percabangan simpodial. Batang tumbuhan ini berbentuk bulat, berkayu, ungu. Jenis daunnya tunggal yang tebal berdaging, dengan letak daun roset. Pertulangan daunnya aktinodromous dengan daun penumpu yang tipis seperti selaput atau mengalami metamorfosis menjadi seberkas rambut-rambut (Tjitrosoepomo, 2010 : 212).
perbungaan yang majemuk berbentuk malai di ujung, bercabang, mahkota lima, benang sari lima sampai lima belas, tangkai bercabang, merah keunguan. Jenis kelaminnya biseksual dengan calyx yang lepas dengan stamen bagian dasar bersatu. Pistilumya dinding ovarium terpisah dengan ovarium superum serta simetri bunganya aktinomorf dengan kelamin tumbuhan dioseus. Pelekatan karpelnya sinkarp.

Spesimen yang diamati setelah Talinum paniculatum ialah Hibiscus rosa-sinensis L. atau biasa dikenal dengan nama lokal unga sepatu. Hibiscus rosa-sinensis L. tergolong ke dalam ordo Malvales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Hibiscus rosa-sinensis L.
Scientific classification
Kerajaan             : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopsida
 Subkelas            : Dilleniidae
Ordo       : Malvales
Family     : Malvaceae
Genus     : Hibiscus
Spesies    : Hibiscus rosa-sinensis L.
Berdasarkan hasil pengamatan, habitus tanaman Hibiscus rosa-sinensis L. adalah perdu dengan batang yang mempunyai serabut-serabut kulit, serta penutup permukaan organ-organ tertentu yang berupa rambut-rambut bintang atau sisik-sisik. Pola percabangan simpodial, dan bentuk atau segi penampang bulat. Daun yang dimiliki tunggal, filotaksis tersebar, bentuk daun bulat telur, pertulangan daun menjari, tepi daun seratus, ujung daun akutus, dan pangkal daun petiolatus, mempunyai daun penumpu.
Macam bunga tunggal, karangan bunga rasemosa diaksilar, dan simetri bunganya aktinomorf. Mahkota bunga sepatu berawarna merah, berjumlah 5 mahkota. Sedangkan yang berwarna hijau merupakan kelopaknya yang jumlahnya 5 kelopak. Benang sari banyak berwarna kuning, dengan tangkai sari yang berlekatan membentuk suatu kolom yang berrongga menyelubungi putik berwarna merah, dan pada bagian atas terbagi-bagi dalam cabang-cabang yang masing-masing mendukung kepala sari yang hanya beruang 1 dan membuka dengan celah yang mebujur, serbuk sari dengan permukaan berebnjol-benjol. (Tjitrosoepomo, 2010 : 276-277).
 Hibiscus rosa-sinensis L. merupakan tumbuhan berjenis monoeceous, dimana alat kelamin jantan dan betina berada dalam satu tanaman. Terdapat pula daun penumpunya yang berwarna hijau dengan tipe epicalyx. Pada bagian tengah bunga ada tangkai putik berbentuk silinder yang menjulur keluar bunga dengan serbuk sari diatasnya.
Manfaat Hibiscus rosa-sinensis L. untuk mengobati penyakit air kemih bernanah, borok, mimisan, demam karena malaria, batuk lender dan batuk darah. Selain itu dapat pula mengobati batuk rejan, radang saluran pernapanasan (bronchitis), TBC, radang usus, sariawan, radang selaput ikat mata, gondongan (parotitis), melancarkan haid, dan mengobati keputihan (Anonim, 2013).

Spesimen yang diamati setelah Hibiscus rosa-sinensis L. ialah Malvaviscus arboreus atau biasa dikenal dengan nama lokal kembang wera. Malvaviscus arboreus tergolong ke dalam ordo Malvales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Malvaviscus arboreus
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
 Divisi      : Magnoliophyta
Kelas        : Magnoliopsida
Subkelas  : Dilleniidae
Ordo        : Malvales
Family      : Malvaceae
Genus      : Malvaviscus
Spesies     : Malvaviscus arboreus
Berdasarkan hasil pengamatan, habitus tanaman Malvaviscus arboreus adalah perdu dengan batang yang mempunyai serabut-serabut kulit, serta penutup permukaan organ-organ tertentu yang berupa rambut-rambut bintang atau sisik-sisik. Pola percabangan simpodial, dan bentuk atau segi penampang bulat. Daun yang dimiliki tunggal, filotaksis tersebar, bentuk daun bulat telur, pertulangan daun menjari, tepi daun seratus, ujung daun akutus, dan pangkal daun petiolatus, mempunyai daun penumpu.
Macam bunga tunggal, karangan bunga rasemosa diaksilar, dan simetri bunganya aktinomorf. Mahkota bunga sepatu berawarna merah, berjumlah 5 mahkota. Sedangkan yang berwarna hijau merupakan kelopaknya yang jumlahnya 5 kelopak. Benang sari banyak berwarna kuning, dengan tangkai sari yang berlekatan membentuk suatu kolom yang berrongga menyelubungi putik berwarna merah, dan pada bagian atas terbagi-bagi dalam cabang-cabang yang masing-masing mendukung kepala sari yang hanya beruang 1 dan membuka dengan celah yang mebujur, serbuk sari dengan permukaan berebnjol-benjol. (Tjitrosoepomo, 2010 : 276-277).
Malvaviscus arboreus merupakan tumbuhan berjenis monoeceous, dimana alat kelamin jantan dan betina berada dalam satu tanaman. Terdapat pula daun penumpunya yang berwarna hijau dengan tipe epicalyx. Pada bagian tengah bunga ada tangkai putik berbentuk silinder yang menjulur keluar bunga dengan serbuk sari diatasnya.
Manfaat Malvaviscus arboreus untuk mengobati penyakit air kemih bernanah, borok, mimisan, demam karena malaria, batuk lender dan batuk darah. Selain itu dapat pula mengobati batuk rejan, radang saluran pernapanasan (bronchitis), TBC, radang usus, sariawan, radang selaput ikat mata, gondongan (parotitis), melancarkan haid, dan mengobati keputihan (Anonim, 2013).

Spesimen yang diamati setelah Malvaviscus arboreus ialah Carica papaya atau biasa dikenal dengan nama lokal papaya. Carica papaya tergolong ke dalam ordo Violales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Carica papaya
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
 Kelas      : Magnoliopsida
Subkelas  : Dillenidae
Ordo       : Violales
Family     : Caricaceae
Genus      : Carica
Spesies    : Carica papaya
Berdasarkan hasil pengamatan, secara morfologi Carica papaya merupakan tumbuhan berhabitus herba. Namun ada pula yang menyatakan bahwa pepaya ini berhabitus pohon. Pohon ini dikatakan herba karena batangnya itu berongga atau tidak berkayu. Bentuk batanga Carica papaya bulat dengan permukaan batang yang tidak rata karena terdapat berkas bulat daun. Percabangan pohon Carica papaya monopodial dengan bentuk atau segi penampang silindris berlekuk. Arah tumbuh batang Carica papaya tegak lurus. Carica papaya memiliki daun yang berukuran besar, dengan jenis  daun tunggal. Pertulangan daun menjari, letaknya tersebar, biasanya terkumpul pada ujung batang atau cabang, tanpa daun penumpu. Bentuk daun bulat bercangap, tepi daun laseratus, ujung daun akuminatus, dan pangkal daun sesil (Rahardia, 2010 : 123).
Carica papaya memiliki bunga berwarna putih dengan bunga majemuk. Bunga banci atau berkelamin tunggal, simetri aktinomorf, mempunyai dasar bunga yang berbentuk seperti lonceng. Carica papaya termasuk golongan tumbuhan poligam (polygamus), karena pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna. Biasanya poligam dimaksud untuk menunjukan sifat tumbuhan bertalian dengan sifat bunga tali yang memperlihatkan suatu kombinasi bukan berumah satu dan juga bukan berumah dua. Benang sari tertanam pada mahkotanya, tangkai sari berlekatan pada pangkalnya, pada bunga jantan dengan rudimen putik atau tidak ada. Pada bunga betina tidak terdapat rudimen benang sari atau stominadium, putik dengan tangkai putik pendek, tanpa tangkai putik (Tjitrosoepomo, 2010 : 256-259).
Penyerbukan silang terjadi apabila antara tepung sari dari bunga yang berbeda pada satu tanaman atau dari tanaman yang berbeda pada satu spesies.  Penyerbukan silang ini akan menimbulkan keragaman genetik yang besar.
Akar Carica papaya dapat dijadikan obat ginjal, kandung kemih, dan melancarkan air seni, sebagai obat luka, koreng, eksim, dan gigitan binatang berbahaya seperti ular. Daun Carica papaya dapat memperkuat sekresi empedu, sebagai laksans, obat mulas, obat demam menahun, obat cacing keremi, dapat meningkatkan nafsu makan, obat beri-beri, obat asma bronchial (bengek). Bunga Carica papaya dapat membersihkan darah dan obat DM (kencing manis). Buah Carica papaya muda dapat dijadikan sebagai obat sariawan (Anonim, 2013).

Spesimen yang diamati setelah Carica papaya ialah Sechium edule atau biasa dikenal dengan nama lokal labu siam. Sechium edule tergolong ke dalam ordo Violales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Sechium edule
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
 Kelas      : Magnoliopsida
Subkelas  : Dillenidae
Ordo       : Violales
Family     : Cucurbitaceae
Genus      : Sechium
Spesies    : Sechium edule
Habitusnya berupa terrna annual atau herba, biasanya memanjat dengan menggunakan sulur-sulur atau alat-alat pembelit yang merupakan metamorfosis cabang, dahan, atau kadang-kadang daun penumpu. Daun berjenis tunggal, dengan bentuk bulat telu, Pertulangan rata, tepian berlekuk, tanpa daun penumpu, terletak tersebar, ujung daun akutus, dan pangkal daun abtutus. Bunga simetri aktinomorf, hampir selalu berkelamin tunggal, berumah satu (monoseus), tetrasiklik, pentamer, bagian ujung daun mahkota tersusun seperti katup. Benang sari berjumlah 5 berlekatan satu sama lain, kepala sari beruang dua, dengan ruang sari terlipat, menghadap keluar, kelima-limanya bergabung membentuk smandrium di pusat. Tangkai kepala putik dengan kepal putik yang berbagi tigaseperti garpu (Tjitrosoepomo, 2010 : 379-380).

Spesimen yang diamati setelah Sechium edule ialah Momordica charantia atau biasa dikenal dengan nama lokal pare. Momordica charantia tergolong ke dalam ordo Cucurbitales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Momordica charantia
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi       : Magnoliophyta
Kelas        : Magnoliopsida
Subkelas  : Dillenidae
Ordo        : Cucurbitales
Family      : Cucurbitaceae
Genus      : Momordica
Spesies     : Momordica charantia
Berdasarkan hasil pengamatan, tumbuhan Momordica charantia menjalar atau memanjat dengan menggunakan sulur-sulur atau alat-alat pembelit yang merupakan metamorfosis cabang, dahan, atau kadang-kadang daun penumpu., berbau tak enak. Habitus berupa semak dengan percabangan monopodial, bentuk batang berlekuk. Batang berusuk 5 yang muda berambut cukup rapat. Daun berjenis tunggal, filotaksis distikha, bentuk daun kordatus, pertulangan daun menjari, tepi daun biseratus, ujung daun kupidatus, dan pangkal daunnya kordatus.
Bunga simetri aktinomorf, hampir selalu berkelamin tunggal, berumah satu (monoseus), tetrasiklik, pentamer, bagian ujung daun mahkota tersusun seperti katup. Benang sari berjumlah 5 berlekatan satu sama lain, kepala sari beruang dua, dengan ruang sari terlipat, menghadap keluar, kelima-limanya bergabung membentuk smandrium di pusat. Tangkai kepala putik dengan kepal putik yang berbagi tigaseperti garpu (Tjitrosoepomo, 2010 : 379-380).
Tangkai bunga dekat pangkalnya dengan daun pelindung bentuk jantung hingga bentuk ginjal. Kelopak bentuk lonceng, dengan banyak rusuk atau tulang membujur, yang berakhir pada sisik yang melengkung ke bawah. Mahkota bentuk roda ; taju bentuk memanjang hingga bulat telur terbalik, bertulang. Bungat jantan : benang sari, kepala sari oranye, semula bergandengan satu dengan lainnya, kemudian Iepas, ruang sari bentuk S. Bunga betina : bentuk sisik.
Penyerbukan dalam tanaman Momordica charantia dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri (self pollination) terjadi apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain pada satu tanaman. Sedangkan penyerbukan silang (cross pollination) terjadi bila serbuk sari berasal dari bunga tanaman lain (Daryanto, 1984: 103).

Spesimen yang diamati setelah Momordica charantia ialah Brassica chinensis atau biasa dikenal dengan nama lokal petsai. Brassica chinensis tergolong ke dalam ordo Brassicales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Brassica chinensis
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi      : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Subkelas  : Dillenidae
Ordo       : Brassicales
Family     : Brassicaceae
Genus      : Brassica
Spesies    : Brassica chinensis

Brassica chinensis termasuk tumbuhan berhabitus herba, batang lunak membentuk umbi, putih pucat. Pola percabangan monopodial dengan bentuk segi penampang bulat. Daun berjenis tunggal, letak daun roset, bentuk daun lonjong, dengan pertulang daun menyirip, tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal romping berwarna hijau.
Bunga Brassica chinensis tunggal dengan bentuk perbungaan semosa tandan terletak di ujung batang. Simetri bunga aktinomorf. Benang sari kuning kehijauan, kelopak bunga berwarna hijau, mahkota berbentuk lonjong berwarna putih.

Spesimen yang diamati setelah Brassica chinensis ialah Raphanus satipus atau biasa dikenal dengan nama lokal lobak. Raphanus satipus tergolong ke dalam ordo Brassicales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Raphanus satipus
Scientific classification
Kerajaan : Plantae
 Divisi     : Magnoliophyta
Kelas       : Magnoliopsida
Subkelas  : Dillenidae
Ordo       : Brassicales
Family     : Brassicaceae
Genus      : Raphanus
Spesies    : Raphanus satipus
Raphanus satipus termasuk tumbuhan berhabitus herba, batang lunak membentuk umbi, putih pucat. Pola percabangan monopodial dengan bentuk segi penampang bulat. Daun berjenis tunggal, letak daun roset, bentuk daun lonjong, dengan pertulang daun menyirip, tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal romping berwarna hijau.
Bunga Raphanus satipus tunggal dengan bentuk perbungaan semosa tandan terletak di ujung batang. Simetri bunga aktinomorf. Benang sari kuning kehijauan, kelopak bunga berwarna hijau, mahkota berbentuk lonjong berwarna putih.
Raphanus satipus dapat meningkatkan kempuan tubuh dalam mendetokfikasi karsinogen dan menekan pertumbuhan tumor.
G.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Spesies yang termasuk Subclassis Caryophyllidae, yaitu Bougainvillea spectabilis (bunga kertas), Mirabilis jalapa (bunga pukul empat), Opuntia vulgaris (kaktus), Celosia argentea (jawer ayam), Amaranthus sp. (bayam liar), Talinum paniculatum (gingseng). Sedangkan spesies yang termasuk Subclassis Dillenidae, yaitu: Hibiscus rosa-sinensis L. (bunga sepatu), Malvaviscus arboreus (kembang wera), Carica papaya (papaya), Sechium edule (labu siam), Momordica charantia (pare), Brassica chinensis (petsai), dan Raphanus satipus (lobak).
2.      Subclassis Caryophyllidae mempunyai karakteristik bunga dengan perianthium yang jelas, biseksual, polypetal, atau sering apetal dan sympetal, sedangkan Subclassis Dillenidae mempunyai karakteristik benang sari sentrifugal, serbuk sari binukleat, plasentasi aksilar, sentral, atau parietal, ovul beragam, habitus pohon atau herba, biji jarang dengan perisperm.
3.      Pada umumnya semua ciri-ciri pada spesies subkelas Caryophyllidae memiliki kesamaan yaitu termasuk tanaman perdu dengan pola percabangan simpodial. Jenis kelaminnya biseksual, ovariumnya superum hanya ada beberapa yang inferum. Simetri bunganya aktinomorf dan rata-rata umur dari tumbuhan ini adalah tahunan.
4.      Semua ciri-ciri pada spesies dari subkelas Dilleniidae memiliki khasiat dan kegunaan yang bermacam-macam, terutama dalam kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, Undang Ahmad, 1992. Fitografi. Bandung: Pusat Ilmu Hayati ITB
Daryanto dan Siti Satifah. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Jakarta: Gramedia.
Kimball, John W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Mulyani, Asep. 2014. Panduan Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon: Syekh Nurjati Press.
Rahardia. 2010. Sphermatophyta. Jakarta: IPB Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anonim. 2013. Laporan Praktikum Botani Phanerogamae. http://Botphan.blogspot.com (18.04.2014/20:13)













Pertanyaan diskusi
1.      Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Subclassis Caryophyllidae dan Subclassis Dillenidae?
2.      Jelaskan ciri-ciri khusus bunga pada Bougainvillea spectabilis?
3.      Jelaskan kekhasan bunga yang dimiliki oleh Hibiscus rosa-sinensis?
4.      Jelaskan distribusi seks pada Carica papaya?
5.      Jelaskan peranan tumbuhan yang termasuk ke dalam Subclassis Caryophyllidae dan Subclassis Dillenidae?

JAWABAN:
1.      Subclassis Caryophyllidae mempunyai karakteristik bunga dengan perianthium yang jelas, biseksual, polypetal, atau sering apetal dan sympetal, sedangkan Subclassis Dillenidae mempunyai karakteristik benang sari sentrifugal, serbuk sari binukleat, plasentasi aksilar, sentral, atau parietal, ovul beragam, habitus pohon atau herba, biji jarang dengan perisperm.
2.      Ciri-ciri khusus pada Bougainvillea spectabilis yaitu mempunyai bagian bunga yang berwarna-warni. Oleh karena itu, tanaman Bougainvillea spectabilis menjadi tanaman hias yang sangat populer karena kecantikkan warnanya dan cara merawatnya yang mudah.
3.      Kekhasan bunga yang dimiliki oleh Hibiscus rosa-sinensis merupakan bunga yang sempurna yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu bunga.
4.      Distrisbusi seksnya Carica papaya yaitu poligamus, dimana dalam Carica papaya terdapat 3 jenis kelamin sekaligus, berdasarkan kelamin dibedakan menjadi bunga hermaproditus (banci, biseksual), bunga masculinus (staminate, jantan, uniseksual), dan bunga peminus (pistillate, betina, uniseksual).
5.      Peranan tumbuhan yang termasuk ke dalam Subclassis Caryophyllidae adalah: Sebagai rantai ekosistem, sebagai tanaman hias, sebagai obat. Sedangkan peranan tumbuhan yang termasuk ke dalam Subclassis Dillenidae adalah: sebagai rantai ekosistem, sebagai tanaman hias, sebagai sayuran, sebagai buah-buahan.