LAPORAN PRAKTIKUM II
BOTANI PHANEROGAMAE
MAGNOLIOPHYTA
(SUBCLASSIS MAGNOLIIDAE &
SUBCLASSIS HAMAMELIDAE)
Selasa,
08 April 2014
Dosen
Pengampu : Asep Mulyani M.Pd
Asisten
: 1. Ali Nurdin
2. Rini Sulastri

Disusun
oleh :
DESI
WINARSIH (14121610672)
BIOLOGI
A / IV
PUSAT
LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
PRAKTIKUM II
MAGNOLIOPHYTA
(SUBCLASSIS MAGNOLIIDAE
& SUBCLASSIS HAMAMELIDAE)
A.
Tujuan
1.
Untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan
yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta, khususnya Subclassis Magnoliidae dan
Subclassis Hamamelidae.
2.
Untuk membedakan ciri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas
yang termasuk pada Family-family yang ada dalam Subclassis Magnoliidae dan
Subclassis Hamamelidae.
B.
Dasar teori
Tumbuhan-tumbuhan yang
tergolong dalam subclassis ini kebanyakan berupa pohon-pohon atau
setidak-tidaknya tumbuh-tumbuhan yang batangnya berkayu, bunga berkelamin
tunggal, dengan penyerbukan anemogami, jarang entomogami (Tjitrosoepomo, 2010 :
101).
Subclass Magnoliophyta
mempunyai 8 ordo, 39 family, dan 11.000 spesies. Delapan ordo yang termasuk
kedalam Magnoliophyta yaitu Magnoliales, Laurales, Piperales, Aistholochiales, Illiciales,
Nymphaeales, Ranunculales, dan Papaverales. Magnolidae, mempunyai tipe bunga
yang apocarpus, selalu polypetal atau apetal. Secara umum
kelompok tumbuhan ini mempunyai perianthium yang jelas, biasanya dengan
sejumlah butiran serbuk sari ditengah, binucleate dan sering uniaperturate
atau turunannya, oval bitegmic, biji dengan embryo yang kecil,
tetapi terkadang dengan embryo yang besar dan tereduksi atau tanpa
endosperma, kotiledon jarang lebih dari dua, tumbuhan sangat sering
mengakumulasi hendylisquinoline, atau aporphine alkaloid (Mulyani,
2014 : 109).
Subclassis Hamamelidae
mempunyai 11 ordo, dan 24 family. Ordo-ordo yang termasuk kedalam Hamamelidae
yaitu: Trchodendrales, Hamamelidales, Daphniphallales, Didymelales,
Eucommiales, Urticales, Leitneriales, Juglandales, Myricales, Fagales, dan
Casuarinales.
Tumbuhan-tumbuhan berkayu
dengan daun-daun tunggal yang letaknya tersebar atau berhadapan. Bunga banci
atau berkelamin tunggal, tanpa hiasan bunga atau mempunyai tenda bunga atau
dengan hiasan bunga ganda yang berdaun lepas. Bunga banyak atau tereduksi dan
sering uniseksual, perianthium berkembang kurang baik, biji dengan plasenta
parietal. Stamen tersusun sentrifugel jarang sentripetal, plasenta
bermacam-macam. Tiap bunga dengan putik yang terdiri atas 2 daun buah, jarang
hanya 1 atau lebih dari 2 aporkarp atau sinkarp, tiap ruang bakal buah berisi 1
samapai bakal biji yang bergantungan (Kimball, 1999 : 152)
C.
Alat dan bahan
1.
Alat
-
Lup
-
Silet atau cutter
2.
Bahan
-
Famili Magnoliaceae : Michellia alba (cempaka putih)
-
Famili Annonaceae : Cananga adorata (kenanga)
-
Famili Piperaceae : Piper betle (sirih), Peperomia pellucida
(sasaladahan)
-
Famili Nymphaeaceae : Nymphaea nouchali (teratai
bunga putih), Nymphaea stellata (teratai bunga ros)
-
Famili Lauraceae : Persea americana (alpuket)
-
Famili Moraceae : Artocarpus heterophyllus
(nangka), Ficus elastica (karet munding)
D.
Prosedur kerja
1.
Diamati spesimen tumbuhan yang ada dalam hal
habitus, pola percabangan.
2.
Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi,
pertulangan, bentuk dan tepian daunnya.
3.
Diamati dan dibandingkan bunganya, yaitu: komposisi,
jenis karangan bunga, dan simetri bunganya.
4.
Diamati perhiasan dan alat kelamin bunga, yaitu:
Corolla, Calyx, Perignium, Stamen dan Pistilum.
5.
Digambar bagian-bagian tumbuhan, yaitu: percabangan
tumbuhan diperhatikan pula letak spikulanya, penampang memanjang bunga, stamen
dan pistilum, serta diberi nama bunga-bunga tumbuhan tersebut.
E.
HASIL PENGAMATAN
F. Pembahasan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan tentang Magnoliaphyta (Subclassis Magnoliidae dan Subclassis
Hamamelidae) dengan tujuan untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan
yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta, khususnya Subclassis Magnoliidae dan
Subclassis Hamamelidae, dan untuk membedakan ciri-ciri tumbuhan pada
kelas-kelas yang termasuk pada Family-family yang ada dalam Subclassis
Magnoliidae dan Subclassis Hamamelidae. Bahan yang digunakan untuk
melakukan praktikum ini, yaitu Michellia alba (cempaka putih), Cananga adorata (kenanga), Piper
betle (sirih), Peperomia
pellucida (sasaladahan), Nymphaea nouchali (teratai bunga putih),
Nymphaea stellata (teratai bunga ros), Persea americana (alpuket), Artocarpus
heterophyllus (nangka), dan Ficus elastica (karet munding). Berikut ini pembahasan tentang praktikum yang telah dilakukan.

Scientific classification
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Urticales
Family : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus
heterophyllus
Habitus berupa pohon yang bergetah putih pada bagian seluruh tubuhnya, jarang berupa terna. Pohon Artocarpus heterophyllus umumnya sedang, sampai sekitar 20
meter tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batang simpodial dengan
segi penampang yang bulat silindris.
Daun Artocarpus heterophyllus tunggal, filotaksis tersebar,
bentuk daun bulat telur terbalik hingga lonjong memanjang dengan daun-daun penumpu
yang lebar yang kadang-kadang memeluk batang. Pertulangan daunnya menyirip, tepi daun sedikit undulates
karena dari kejauhan terlihat seperti rata. Ujung daun kuspidatus dan pangkal
daunnya petiolatus. Daun Artocarpus heterophyllus yang masih muda biasanya terletak di atas dengan warna yang
hijau muda. Sedangkan daun tuanya terletak di bawah daun yang muda, memiliki
warna hijau tua.
Bunga Artocarpus heterophyllus berkelamin tunggal dengan perbungaan rasemosa
(spadiks). Tersusun dalam bunga majemuk berbatas, yang berbentuk bongkol, tongkol,
atau periuk. Bunga-bunga tersebut telanjang atau dengan hiasan bunga yang tidak
gugur dan kemudian menjadi tebal berdaging. Adapun simetri bunganya aktinomorf beraturan atau radial.
Perbungaan Artocarpus heterophyllus muncul pada ketiak daunnya. Artocarpus heterophyllus tidak memiliki perhiasan bunga
berupa mahkota dan kelopak. Bunga jantan dengan tenda bunga yang menyerupai sepal (Sepalous) berbilang 2-6, benang sari monodelfus dengan
susunan yang didimus. Sedangkan bunga betina dengan bakal buah yang tenggelam sampai
menumpang, dengan 1 atau 2 tangkai putik (unikorpus). Beruang 1 dengan 1 bakal biji yang bergantung atau
terletak di dasarnya. Biji dengan endosperma. Distribusi seksnya dibantu dengan angin atau biasa disebut
dengan istilah anemogami.
Artocarpus heterophyllus memiliki brachtea yang terletak
pada batangnya. Bunganya berumah satu. Alat kelamin jantan dan betina dari
tumbuhan Artocarpus heterophyllus berada dalam satu tumbuhan. Buahnya buah semu majemuk. Buah Artocarpus heterophyllus sebenarnya adalah tangkai bunga
yang tumbuh menebal, berdaging, dan bersatu dengan daun-daun bunga membentuk
kulit buah. Daging buah Artocarpus heterophyllus umumnya tebal
berwarna kuning, kuning pucat,
kuning kemerah-merahan atau jingga. Buah Artocarpus heterophyllus beraroma harum yang berasal dari
kandungan senyawa etil butirat. Artocarpus heterophyllus selain buahnya yang enak juga
memiliki manfaat dapat mengobati tenggorokan yang kering atau pencernaan yang
tidak enak. Artocarpus heterophyllus dapat pula mengobati mual-mual (Rahadian, 2010 : 15).
Spesimen yang
diamat setelah Artocarpus heterophyllus ialah Ficus elastica atau biasa
dikenal dengan nama lokal karet
munding. Ficus elastica tergolong ke dalam ordo Urticales, berikut ini
merupakan klasifikasinya:
Ficus elastica

Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Subkelas :
Hamamelidae
Ordo :
Urticales
Family :
Moraceae
Genus :
Ficus
Spesies : Ficus
elastica
Habitus berupa pohon yang bergetah putih pada bagian seluruh tubuhnya, jarang berupa terna. Pohon Ficus elastica umumnya sedang, sampai sekitar 20
meter tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batang simpodial, tegak
dengan segi penampang yang bulat silindris, permukaan kasar, putih kecoklatan.
Daun Ficus elastica tunggal, filotaksis tersebar, bentuk daun lonjong
memanjang dengan daun-daun penumpu yang lebar yang kadang-kadang memeluk batang. Pertulangan daunnya menyirip, tepi
daun rata. Ujung daun runcing dan pangkal daunnya meruncing. Bertangkai pendek,
permukaan halus berwarna hijau.
Bunga Ficus elastica berkelamin tunggal dengan perbungaan rasemosa
(spadiks). Bunga-bunga tersebut telanjang atau dengan hiasan bunga yang tidak gugur
dan kemudian menjadi tebal berdaging. Adapun simetri bunganya aktinomorf beraturan atau radial.
Perbungaan Ficus elastica muncul pada ketiak daunnya. Ficus elastica memiliki perhiasan bunga berupa kelopak
bentuk mangkok berwarna hijau, benang sari berwarna putih, kepala sari bulat
berwarna hitam, putik panjang 1-2 cm, kepala putik bulat berwarna hitam,
mahkota bentuk pita halus berwarna kuning. Distribusi seksnya secara aseksual
dan seksual, baik secara alami maupun buatan. Reproduksi seksual pada tumbuhan
biji tertutup (Angiospermae) terjadi melalui penyerbukan pada bunga. Proses
penyerbukan (Polinisasi) akan dilanjutkan dengan pembuahan (Fertilisasi).
Ficus elastica memiliki brachtea yang terletak pada
batangnya. Bunganya berumah satu. Alat kelamin jantan dan betina dari tumbuhan Ficus elastica berada dalam satu tumbuhan. Buahnya buah semu majemuk.
Buah Ficus elastica sebenarnya adalah tangkai bunga yang
tumbuh menebal, berdaging, dan bersatu dengan daun-daun bunga membentuk kulit
buah. Buah buni, bulat, berwarna hijau kehitaman.
Manfaat getah batang Ficus
elastica berkhasiat sebagai obat bisul dan digunakan sebagai bahan
untuk pembuatan permen karet. Untuk obat bisul dipakai getah yang
diperoleh dari hasil sadapan pada batang Ficus elastica,
dioleskan pada bisul dan dibalut dengan kain bersih. Daun, akar dan
kulit batang Ficus elastica mengandung saponin dan flavonoida, di
samping itu kulit batang dan akarnya juga mengandung polifenol sedang
daunnya mengandung tannin (Anonim, 2012).
Spesimen yang
diamat setelah Ficus elastica ialah Nymphaea nouchali. Nymphaea nouchali atau biasa
dikenal dengan nama lokal
teratai bunga putih.
Nymphaea
nouchali tergolong ke dalam ordo Nymphaeales, berikut ini merupakan klasifikasinya:

Scientific classification
Kerajaan :
Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas :
Magnoliidae
Ordo : Nymphaeales
Family : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea
nouchali
Habitus Nymphaea nouchali adalah hidrofita yang tumbuh di
rawa-rawa atau daerah-daerah yang tergenang air, terapung atau mempunyai akar
yang dapat mencapai dasar air.
Pecabangan simpodial, segi penampang bulat. Daun-daun terapung di air atau tenggelam, tetapi ada
pula yang muncul di atas air. Daun
Nymphaea
nouchali tunggal,
filotaksis tersebar, bentuk daun bulat, pertulangan daun menyirip, tepi daun
bergelombang, ujung daun membundar, dan pangkal daunnya berbentuk seperti
jantung (kordatus).
Benang sari 3 sampai
banyak, sebagian besar bersifat steril dan berubah menjadi bagian-bagian yang
menyerupai daun-daun mahkota.
Bunga Nymphaea nouchali tunggal, simetri aktinomorf, dengan tenda bunga
berbilangan 3 sampai banyak berwarna
putih dengan tipe monadeltus, yang berfungsi sebagai daun kelopak, atau hanya 6 daun tenda bunga yang
tersusun dalam 2 lingkaran. Kelopak
bunga teratai berjumlah 4, bagian bawah berwarna hijau dan bagian atasnya
berwarna putih. Terdapat benang sari 3 sampai banyak, sebagian besar bersifat steril dan
berubah menjadi bagian-bagian yang menyerupai daun-daun mahkota. Adapun distribusi seks dilakukan
secara anemogami.
Bakal buah menumpang atau
setengah tenggelam, kadang-kadang sama sekali tenggelam berjumlah 3 sampai
banyak, bebas satu sama lain atau berlekatan, seringkali tenggelam dalam dasar
bunganya, masing-masing beruang banyak, tiap ruang dengan 1 sampai banyak bakal
biji yang laminal. Buahnya buah kurung atau menyerupai buah buni. Biji
mempunyai salut biji, kebanyakan dengan endosperm dan perisperm, lembaga lurus
(Tjitrosoepomo, 2010 : 183-184).
Manfaat bunga Nymphaea nouchali adalah memperindah perairan, sebagai
obat diare, sebagai tempat melekatkan telur ikan pada kolam atau danau (Anonim,
2012).
Spesimen yang
diamat setelah
Nymphaea
nouchali ialah Nymphaea stellata. Nymphaea stellata atau biasa
dikenal dengan nama lokal
teratai bunga ros.
Nymphaea stellata
tergolong ke dalam ordo
Nymphaeales, berikut ini
merupakan klasifikasinya:
Nymphaea stellata

Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Subkelas :
Magnoliidae
Ordo :
Nymphaeales
Family :
Nymphaeaceae
Genus :
Nymphaea
Spesies : Nymphaea
stellata
Habitus Nymphaea stellata adalah hidrofita yang tumbuh di
rawa-rawa atau daerah-daerah yang tergenang air, terapung atau mempunyai akar
yang dapat mencapai dasar air.
Pecabangan simpodial, segi penampang bulat. Daun-daun terapung di air atau tenggelam, tetapi ada
pula yang muncul di atas air. Daun
Nymphaea stellata
tunggal, filotaksis tersebar, bentuk
daun bulat, pertulangan daun menyirip, tepi daun bergelombang, ujung daun
membundar, dan pangkal daunnya berbentuk seperti jantung (kordatus).
Benang sari 3 sampai
banyak, sebagian besar bersifat steril dan berubah menjadi bagian-bagian yang
menyerupai daun-daun mahkota.
Bunga Nymphaea stellata tunggal, simetri aktinomorf, dengan tenda bunga
berbilangan 3 sampai banyak berwarna
putih dengan tipe monadeltus, yang berfungsi sebagai daun kelopak, atau hanya 6 daun tenda bunga yang
tersusun dalam 2 lingkaran. Kelopak
bunga teratai berjumlah 4, bagian bawah berwarna hijau dan bagian atasnya
berwarna putih. Terdapat benang sari 3 sampai banyak, sebagian besar bersifat steril dan
berubah menjadi bagian-bagian yang menyerupai daun-daun mahkota. Adapun distribusi seks dilakukan
secara anemogami.
Bakal buah menumpang atau
setengah tenggelam, kadang-kadang sama sekali tenggelam berjumlah 3 sampai
banyak, bebas satu sama lain atau berlekatan, seringkali tenggelam dalam dasar
bunganya, masing-masing beruang banyak, tiap ruang dengan 1 sampai banyak bakal
biji yang laminal. Buahnya buah kurung atau menyerupai buah buni. Biji mempunyai
salut biji, kebanyakan dengan endosperm dan perisperm, lembaga lurus
(Tjitrosoepomo, 2010 : 183-184).
Manfaat bunga Nymphaea stellata adalah memperindah perairan, sebagai
obat diare, sebagai tempat melekatkan telur ikan pada kolam atau danau (Anonim,
2012).
Spesimen yang
diamat setelah
Nymphaea stellata
ialah Piper betle. Piper betle atau biasa dikenal dengan nama lokal sirih. Piper betle tergolong ke dalam ordo Piperales, berikut ini merupakan klasifikasinya:
Piper betle

Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Subkelas :
Magnoliidae
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper
betle
Habitus Piper betle berupa tumbuhan berkayu (perdu)
yang memanjat ke atas dengan menggunakan akar-akar pelekat, Percabangannya monopodial serta segi penampang batang bulat.
Daun-daun
tunggal, yang letaknya tersebar atau berkarang dengan atau tanpa daun-daun
penumpu. bentuk
daun kordatus, pertulangan daun menyirip melengkung, tepi daun bergelombang
namun terlihat seperti rata jika dilihat dari kejauhan. Ujung daun meruncing
dan pangkal daunnya berlekuk seperti jantung.
Bunga tersusun dalam bunga
majemuk yang disebut bunga lada (amentum), masing-masing kecil tanpa hiasan
bunga, berkelamin tunggal atau banci, Tangkai benang sari pendek dengan 1-10 benang sari, kepala sari kecil, putik terdiri dari 1-6 dan
buah (kebanyakan 3), dengan 1-6 kepala putik, pendek, putih, atau putih kekuningan. Beruang 1 dengan 1 bakal
biji yang tegak pada dasarnya. Buahnya buah batu atau buah buni, jadi dengan
endosperma dan perisperm. Bertangkai
pendek, panjang bulirnya antara 12-14 cm. Jika bulir tersebut masih muda
berwarna kuning kehijauan, namun jika sudah tua warnanya hijau. Biji Piper betle kecil, berwarna coklat. Dalam biji terdapat
sel-sel minyak atsiri.
Manfaat Piper betle bila dicampur dengan jambe, dan
kapur digunakan untuk menyirih. Daunnya digunakan untuk mengobati sakit perut,
untuk obat kumur, obat cacing, dan mengandung obat perangsang. Daun yang sudah
direbus digunakan untuk mencuci luka, luka memar dan juga digunakan sebagai
obat pada ibu yang habis melahirkan atau wanita yang keputihan. Daunnya juga
digunakan untuk mencegah mimisan hidung. Piper betle dapat digunakan sebagai bahan pestisida alternatif karena
dapat digunakan atau bersifat sebagai fungisida dan bakterisida. Senyawa yang
dikandung oleh Piper betle
antara lain profenil fenol (fenil propana), enzim diastase tanin, gula,
amilum/pati, enzim katalase, vitamin A,B, dan C, serta kavarol. Cara kerja zat
aktif dari Piper betle
adalah dengan menghambat perkembangan bakteri dan jamur. Piper betle memiliki kandungan phenol dan
Chavicol. Chavicol ini memberikan bau khas Piper betle dan memiliki daya pembunuh bakteri 5 kali dari phenol biasa
(Anonim, 2012).
Spesimen yang
diamat setelah
Piper
betle ialah Piperomia pellucida.
Piperomia
pellucida atau biasa dikenal dengan nama lokal sasaladahan. Piperomia pellucida tergolong ke dalam ordo Piperales, berikut ini merupakan klasifikasinya:
Piperomia pellucida

Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Subkelas :
Magnoliidae
Ordo :
Piperales
Family :
Piperaceae
Genus : Piperomia
Spesies : Piperomia
pellucida
Habitus Piperomia pellucida berupa tumbuhan berkayu (perdu)
yang memanjat ke atas dengan menggunakan akar-akar pelekat, Percabangannya monopodial serta segi penampang batang bulat.
Daun-daun
tunggal, yang letaknya tersebar atau berkarang dengan atau tanpa daun-daun
penumpu. bentuk
daun kordatus, pertulangan daun menyirip melengkung, tepi daun bergelombang
namun terlihat seperti rata jika dilihat dari kejauhan. Ujung daun meruncing
dan pangkal daunnya berlekuk seperti jantung.
Bunga tersusun dalam bunga
majemuk yang disebut bunga lada (amentum), masing-masing kecil tanpa hiasan
bunga, berkelamin tunggal atau banci, Tangkai benang sari pendek dengan 1-10 benang sari, kepala sari kecil, putik terdiri dari 1-6 dan
buah (kebanyakan 3), dengan 1-6 kepala putik, pendek, putih, atau putih kekuningan. Beruang 1 dengan 1 bakal
biji yang tegak pada dasarnya. Buahnya buah batu atau buah buni, jadi dengan
endosperma dan perisperm. Bertangkai
pendek, panjang bulirnya antara 12-14 cm. Jika bulir tersebut masih muda
berwarna kuning kehijauan, namun jika sudah tua warnanya hijau. Biji Piperomia pellucida kecil, berwarna coklat. Dalam biji terdapat
sel-sel minyak atsiri.
Manfaat Piperomia pellucida daunnya juga digunakan untuk mencegah
mimisan hidung. Piperomia pellucida dapat
digunakan sebagai sayuran atau lalaban, juga sebagai bahan pestisida alternatif
karena dapat digunakan atau bersifat sebagai fungisida dan bakterisida.
Spesimen yang
diamat setelah
Piperomia
pellucida ialah Persea Americana.
Persea
Americana atau biasa dikenal dengan nama lokal alpuket. Persea Americana tergolong ke dalam ordo Laurales, berikut ini
merupakan klasifikasinya:

Scientific classification
Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Subkelas : Magnoliidae
Ordo :
Laurales
Family :
Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea
Americana
Persea Americana adalah tumbuhan berkayu siklus hidupnya bisa mencapai
puluhan tahun. Tumbuh liar di hutan-hutan atau dapat pula dibudidayakan. Tinggi
pohon bisa mencapai 20 meter, memiliki percabangan banyak simpodial. Daun tunggal, kadang-kadang
bertulang melengkung yang letaknya tersebar, kadang-kadang berhadapan, tidak
mempunyai daun penumpu. Daun
berbentuk lonjong, lebar, agak tebal, dan berwarna hijau tua.
Bunganya tersembunyi dengan warna
hijau kekuningan. Bunga banci atau berkelamin tunggal, dengan tenda bunga berbilangan 2
samapi 5, biasanya berbilangan 3, tertanam pada tepi sumbu bunga yang berbentuk
mangkuk atau piala dan tersusun dalam 2 lingkaran. Benang sari tersusun dalam 3
sampai 4 lingkaran, tiap lingkarang terdiri atas sejumlah benang sari yang sama
dengan jumlah daun-daun tenda bunga dalam lingkarannya, yang pada lingkaran
dalam sering bersifat mndul sebagai staminodium. Kepala sari membuka dengan katup.
Bunga Persea Americana berjenis kelamin dua, tumbuh
tersusun dalam malai pada tunas pucuk dan tunas terminal. Meskipun berjenis
kelamin dua, penyerbukan sendiri tidak pernah terjadi. Persea Americana tergolong tanaman yang berbunga
banyak. Bunga Persea Americana
memiliki sifat yang disebut dikogami (dichogami), yaitu putik dan benang pada
bunga masak secara tidak bersamaan. Bunga dikogami seperti bunga alpukat ini
tidak mungkin melakukan penyerbukan sendiri. Putik bunganya berfungsi bila
mengalami penyerbukan silang dari bunga pohon lain.
Fertilisasi pada Persea Americana sama dengan tanaman buah-buahan
yang lain. Setelah terjadi penyerbukan, terjadilah perkecambahan serbuk sari.
Serbuk sari akan berkecambah tumbuh memanjang menjadi tabung sari (pollen
tube). Setelah itu, intisari atau sperma bersatu membuat bakal buah, membentuk
zygote yang akan tumbuh menjadi embrio. Embrio adalah calon tanaman yang
memiliki bakal akar (radicula), bakal batang (cauliculus), dan tunas (plumula).
Setelah pembuahan tersebut maka pada stadia awal terjadilah secara cepat
pembelahan dan pembesaran sel secara mitosis pada bakal buah (ovarium) dan
bakal biji (ovulum).
Bakal buah menumpang atau
terdapat dalam lekukan dasar bunganya, mempunyai 1 bakal biji yang anatrop dengan
2 integumen. Buah
bertipe buni, bulat lonjong menyerupai buah batu,
memiliki kulit lembut berwarna hijau hingga ungu kecoklatan. Buah untuk sebagian
terbalut oleh sumbu bunganya yang membesar. Daging buah berwarna hijau kekuningan, tebal teksturnya lembut.
Bijinya tanpa endosperm berbentuk polong, keras dan ukurannya relative besar. Dalam daun dan kulit
batang (gelam) terdapat sel-sel yang mengandung minyak atsiri (Tjitrosoepomo,
2010 : 178).
Bagian tanaman Persea Americana yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya sebagai makanan
buah segar. Selain itu pemanfaatan daging buah Persea Americana yang biasa dilakukan masyarakat
Eropa adalah digunakan sebagai bahan pangan yang diolah dalam berbagai masakan.
Manfaat lain dari daging buah Persea Americana adalah untuk bahan dasar kosmetik. Bagian lain yang dapat
dimanfaatkan adalah daunnya yang muda sebagai obat tradisional (obat batu
ginjal, rematik) (Anonim, 2012).
Spesimen yang diamat setelah Persea Americana ialah Cananga adorata. Cananga adorata atau biasa
dikenal dengan nama lokal kenanga. Cananga adorata tergolong ke
dalam ordo Ranunculales, berikut ini
merupakan klasifikasinya:
Cananga adorata

Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Subkelas :
Magnoliidae
Ordo :
Ranunculales
Family :
Annonaceae
Genus :
Cananga
Spesies : Cananga
adorata
Habitus berupa perdu, percabangan
simpodial, segi penampang bulat. Daun tunggal, filotaksis tersusun tersebar
atau berselang-seling, tanpa daun penumpu. Bentuk daun seperti jantung
(kordatus), pertulangan daun menyirip jantung, bagian tepi daun berbentuk
keriting atau berombak, ujung daun berbentuk runcing berwarna hijau tua, dan
pangkal daun berbentuk membulat.
Bunga majemuk, pendek, serta
menggantung. Bunga berwarna hijau ketika masih muda dan berwarna kuning jika
tua. Perbungaan muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas (terminal)
dengan susuna yang khas. Mahkota bunga berjumlah 6, berdaging, terlepas satu
sama lain dan tersusun dalam lingkaran masing-masing berjumlah 3. Benang sari
banyak, dan ruang tempat sari terdapat di ujung tangkai sari, berbentuk
memanjang dan tertutup, serta berwarna cokelat muda.
Bunga banci, jarang berkelamin
tunggal, aktinomorf, biasanya berbilangan 3, seringkali mempunyai 2 lingkaran
daun-daun mahkota. Bakal buah 1 sampai banyak, bebas satu sama lain,
masing-masing berisi banyak atau 1 bakal biji saja, letaknya pada kampuh perut
basal, tiap bakal biji mempunyai 2 integumen. Buah kebanyakan berupa buah buni,
kadang-kadang berupa buah ganda. Biji dengan endosperm berbelah dan lembaga
yang kecil (Tjitrosoepomo, 2010: 173).
Manfaat Cananga adorata dapat digunakan untuk perawatan
tubuh karena aromanya yang harum. Dapat pula dijadikan untuk membuat parfum dan
bahan kosmetik lainnya. Cananga adorata juga
berkhasiat untuk obat pembersih sehabis melahirkan, obat sesak nafas dan bronchitis,
serta obat malaria (Anonim, 2012).
Spesimen yang
diamat setelah
Cananga
adorata ialah Michellia alba.
Michellia
alba atau biasa dikenal dengan nama lokal cempaka putih. Michellia alba tergolong ke dalam ordo Magnoliales, berikut ini
merupakan klasifikasinya:
Michellia alba

Kerajaan :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Subkelas :
Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Family :
Magnoliaceae
Genus : Michellia
Spesies : Michellia
alba
Tumbuhan berkayu dengan
daun-daun tunggal yang letaknya tersebar, tanpa atau dengan daun penumpu,
kadang-kadang dengan daun penumpu yang besar. Bunga banci atau berkelamin
tunggal, aktinimorft, kebanyakan mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat
dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, tetapi tidak jarang terdapat daun tenda
bunga dalam jumlah besar yang tersusun dalam spiral tanpa perbedaan yang jelas
antara kelopak dan mahkotanya. Benang sari banyak, teratur dalam spiral. Bakal
buah juga banyak, buah kurung, atau buah buni, yang terkumpul merupakan buah
ganda. Biji dengan banyak endosperm dan lembaga yang kecil (Tjitrosoepomo, 2010
: 171).
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan,
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ciri-ciri khusus dari Subclassis Magnolidae adalah spesies
yang memiliki bunga sempurna, seperti pada Cananga odorata (kenanga), Michellia
alba (cempaka putih), Nymphaea stelllata (teratai bunga ros), Nymphaea
nouchali (teratai bunga ros), Piper betle (sirih) dan Peperomia
pellucida (sasaladahan). Adapun ciri-ciri khusus dari Subclassis Hamamelidae
adalah pada buahnya atau bunganya tereduksi menjadi buah, seperti Persea
Americana (alpuket), Artocarpus heterophyllus (nangka), dan Ficus
elastica (karet munding).
2.
Family moraceae yang diamati meliputi Artocarpus
heterophyllus (nangka), dan Ficus elastica (karet munding). Keduanya
memiliki ciri khusus yaitu pada hampir seluruh tubuhnya bergetah dan buahnya
berduri.
3.
Family piperaceae yaitu pada spesies Piper betle
(sirih) dan Peperomia pellucida (sasaladahan) memiliki ciri khusus
bunganya berupa bulir.
4.
Family nymphaeaceae seperti Nymphaea stelllata (teratai
bunga ros), Nymphaea nouchali (teratai bunga ros), bercirikan khusus
tidak memiliki akar tunggang, habitatnya merupakan akuatik.
5.
Family lauraceae memiliki buah yang ditutupi oleh daging buah
yang tebal dan lembut, dll seperti Persea Americana (alpuket).
6.
Family annonaceae biasanya memiliki bunga yang cantik,
sempurna, perdu seperti pada bunga Cananga odorata (kenanga),
7.
Family magnoliacea bisanya memiliki bau yang sangat harum, seperti Michellia
alba (cempaka putih)
DAFTAR PUSTAKA
Dasuki,
Undang Ahmad, 1992. Fitografi. Bandung: Pusat Ilmu Hayati ITB
Kimball, John W. 1999. Biologi.
Jakarta: Erlangga.
Mulyani, Asep. 2014. Panduan Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon: Syekh Nurjati Press.
Rahardia.
2010. Sphermatophyta. Jakarta: IPB Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Pertanyaan diskusi
1. Tuliskan ciri-ciri khusus yang
termasuk pada divisi Magnoliophyta!
2. Jelaskan ciri-ciri khusus bunga yang
terdapat pada Magnoliaceae!
3. Ciri khusus apa yang secara
morfologis dapat kita amati, menyebabkan tumbuhan-tumbuhan dimasukkan ke dalam
family Piperaceae?
4. Kenapa Nymphaeae sp
dimasukkan ke dalam Magnoliophyta padahal tumbuhan ini tidak memiliki akar
tunggang?
5. Ciri khusus apa yang dimiliki oleh Artocarpus
heterophyllus, Artocarpus altilis, Ficus elastic sehingga masuk dalam
family Moraceae?
6. Bagaimana proses fertilisasi yang
terjadi pada tumbuhan Magnoliophyta? Jelaskan dengan gambar!
JAWABAN:
1. Secara umun kelompok tumbuhan ini
dibungkus oleh daging buah atau berbiji tertutup dan memiliki bunga sejati.
2. Bunga pada Magnoliaceae sempurna
atau sejati, benang sari dan putiknya terlihat jelas.
·
Bunga
Bunga
menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan
berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas
kemampuan evolusi dan lungkang (ruang prasyarat hidup atau niche) ekologisnya sehingga membuatnya sangat
sesuai untuk hidup di daratan.
·
Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka
(yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini
juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
3. Piperaceae memiliki bunga berupa
bulir.
4. Karena Nymphaeae sp memiliki
bunga yang sejati.
5. Ciri khususnya hamper semua bagian
tubuh tumbuhan bergetah.
6. Fertilisasi atau pembuahan
magnoliophyta terjadi ketika penyerbukan pada
angiospermae terjadi bila serbuk sari sampai ke kepala putik. Proses ini dapat
terjadi dengan bantuan angin, hewan penyerbuk atau manusia. Ciri yang khas pada
kelompok tumbuhan ini adalah proses pembuahan ganda. Pertama antara sel telur dan
sperma, hasil fusi keduanya akan menghasilkan zigot. Kedua, antara sperma dan
sel induk endospermae, hasil fusi keduanya menghasilkan endosperma. Untuk
pertumbuhannya, embrio memerlukan zat makanan. Zat ini diperoleh dari
endosperma atau dari kotiledon. Setelah terjadi proses pembuahan yang
menghasilkan zigot dan endosperma di dalam bakal biji, maka bakal biji tersebut
akan berkembang menjadi biji, sedangkan bakal buah yang mengandung biji akan
berkembang menjadi buah.
Penilaian
sebaya
Aspek
|
Eka M
|
Aisyah N
|
Firda F
|
Ismi N
|
Ayu G
|
Keterampilan
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Kedisiplinan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Keaktifan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
5
|
Kerjasama
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Jumlah
|
12
|
12
|
12
|
12
|
12
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar